(Vibizmanagement – HR) Ada berbagai perilaku manusia yang penting dipelajari khususnya di tempat atau lingkungan anda bekerja. Berbagai interaksi terjadi di lingkungan pekerjaan, antara pegawai dengan sesama pegawai, pegawai dengan atasan, atasan dengan bawahan atau anak buah, dan antara pegawai dengan perusahaan yang diwakili oleh manajemen melalui berbagai kebijakan perusahaan.
Mengapa penting ?
Perilaku manusia akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja seseorang dan team di lingkungannya. Perusahaan atau kantor yang notabene tempat orang-orang cerdas dan skillful berkumpul bukan berarti menjadi tempat yang steril dari perilaku-perilaku tidak baik. Sehingga sangat penting bagi perusahaan dalam rangka pelaksanaan budaya perusahaan untuk menata dan menjadikan budaya bahwa setiap pegawai harus berperilaku baik di tempat kerja agar produktivitas meningkat dan suasana kerja menyenangkan. Sebaliknya kolega atau pun manajer yang tak sopan dan mengganggu bisa menjadi pengaruh buruk terhadap kenyamanan bekerja dan produktivitas karyawan. Mungkin kelihatannya hanya hal yang sepele seperti suka mengomentari orang seperti bercanda tetapi terus-terusan, berbicara dan menelepon keras-keras di jam kerja, bercanda yang mengarah ke pelecehan atau mengirimkan email-email/ link situs porno kepada teman kerja. Suasana seperti ini tidak mendukung terjadinya sinergi tim di tempat kerja tetapi justru menurunkan produktivitas dan bahkan memicu meningkatnya turn over pegawai.
more news . . .
Sunday, May 10, 2009
Monday, May 4, 2009
Survei: Kualitas Layanan Telekomunikasi Masih Rendah
Meski tarif telekomunikasi sudah turun namun belum diikuti peningkatan kualitas layanan operator di tanah air, ungkap hasil survei Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI), yang dipublikasi di Jakarta, Rabu.
"Sebagian konsumen juga mengaku belum merasa puas atas kebijakan tersebut, karena kualitas belum bisa dipertahankan," kata Ketua LPPMI, Maswita Idrus, dalam sebuah seminar bertajuk "Satu Tahun Penurunan Tarif Telekomunikasi".
Maswita menjelaskan, riset dilakukan membandingkan layanan operator telekomunikasi sebelum penurunan tarif pada 1 April 2008 dan setelah satu tahun penurunan atau hingga 1 April 2009.
Hasil riset dilakukan terhadap 200 responden di wilayah Jabodetabek, antara lain sebanyak 78 persen responden mengaku layanan cukup bagus sebelum "beleid" tersebut berlaku.
Akan tetapi setelah penurunan tarif, jumlah responden yang mengatakan layanan cukup bagus menurun menjadi 59 persen. . . . . more
"Sebagian konsumen juga mengaku belum merasa puas atas kebijakan tersebut, karena kualitas belum bisa dipertahankan," kata Ketua LPPMI, Maswita Idrus, dalam sebuah seminar bertajuk "Satu Tahun Penurunan Tarif Telekomunikasi".
Maswita menjelaskan, riset dilakukan membandingkan layanan operator telekomunikasi sebelum penurunan tarif pada 1 April 2008 dan setelah satu tahun penurunan atau hingga 1 April 2009.
Hasil riset dilakukan terhadap 200 responden di wilayah Jabodetabek, antara lain sebanyak 78 persen responden mengaku layanan cukup bagus sebelum "beleid" tersebut berlaku.
Akan tetapi setelah penurunan tarif, jumlah responden yang mengatakan layanan cukup bagus menurun menjadi 59 persen. . . . . more
Subscribe to:
Posts (Atom)